Selasa, 25 Desember 2007

Dokter Hewan, Profesi Apakah Itu ?

Dokter hewan, sebenarnya telah lama dikenal di masyarakat. Kehadirannya juga sudah cukup banyak membantu kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam hal pengendalian penyakit hewan termasuk penyakit zoonosis, yaitu penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia. Namun sampai saat ini masih sangat banyak orang yang tidak memahami apa itu profesi dokter hewan. Bahkan teman-teman sejawat dokter hewan sendiri saya yakin juga masih banyak yang belum memahami dengan baik apa dan siapa profesi dokter hewan itu. Apalagi bagi mereka yang menjadikan pendidikan profesi dokter hewan sebagai jalur alternatif atau jalur pelarian.

Ada sebuah pomeo yang cukup menohok bagi dokter hewan yaitu bahwa dokter hewan itu sangat pintar, sehingga ia tahu semua bidang kecuali satu yaitu bidangnya sendiri. Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa tak banyak dokter hewan yang menekuni bidangnya sendiri. Tak banyak dokter hewan yang menekuni bidang medis veteriner. Bahkan dikalangan mahasiswa tingkat akhir FKH, pilihan untuk terjun ke dunia praktisi dokter hewan masih menjadi sebuah pilihan akhir. Pilihan favorit justru sebagai Technical Service (TS) perusahaan obat hewan, pakan ternak, pembibitan dan lain sebagainya. TS sendiri sebenarnya cukup pas bagi dokter hewan, namun kenyataan dilapangan TS tak lebih dari sebuah pekerjaan sales.

Kembali pada profesi dokter hewan yang berkecimpung dalam bidang medis veteriner. Dalam kasus-kasus penyakit hewan menular, dokter hewanlah yang paling bertanggungjawab. Dalam kasus-kasus penyakit zoonosis, dokterhewan bertanggungjawab pada hewannya, dan dokter manusia pada manusianya. Dalam kasus flu burung misalnya. Dokter hewan harus bertanggungjawab terhadap kasus flu burung pada hewan, termasuk strategi pengendaliannya. Namun ironisnya, di Indonesia dokter hewan tidak mendapatkan kedudukan yang semestinya dalam menangani kasus-kasus zoonosis. Wajarlah kalau hingga saat ini kasus flu burung tidak pernah bisa dikendalikan dengan baik.