Rabu, 25 Maret 2009

URINARY CALCULI IN DOGS



Aldo
, seekor anjing mini pom jantan datang dengan keluhan tidak mau makan selama 4 hari. Kadang muntah.Tampak kesulitan BAB, dan keluarnya juga sedikit. Urinasi tidak terkontrol dan tidak lancar. Pemilik menduga hal ini karena faktor usia Aldo yang sudah mencapai 14 tahun. Pernah dibawa ke dokter dan diberi obat, akan tetapi kondisi Aldo tidak kunjung membaik.

Saat dilakukan pemeriksaan klinis, sebagian besar giginya sudah tanggal. Kondisi gigi yang ada juga dipenuhi dengan karang gigi. Pada palpasi abdomen, teraba ada benda keras agak besar didaerah dorsal. Dari pemeriksaan fisik ini Aldo dicurigai mengalami retensi urine. Tertahannya air kencing dalam kandung kemih karena adanya sumbatan dalam saluran kencingnya.

Hasil pemeriksaan X- Ray, tampak jelas kondisi Vesica Urinarianya ( VU ) membesar luar biasa, namun tidak tampak adanya batu dalam kadung kemih. Kristal-kristal kecil ( 3 buah ) tampak di daerah urethra dekat os penis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya infeksi dengan kadar leucosit mencapai 31.000. Fungsi ginjal menurun, ditandai dengan peningkatan kadar ureum-creatinin. Ini terjadi karena desakan urine dari VU.

Tindakan yang harus segera dilakukan adalah mengevakuasi urine dari VU. Maka dilakukan kateterisasi saluran kencing. Urine catheter bisa masuk dengan lancar. Setelah kateter terpasang, urine disedot dengan spuite. Sebanyak 200 ml urine berhasi dikeluarkan lewat kateter. Terapi yang diberikan yaitu dengan pemberian antibiotika untuk mengatasi infeksinya. Infus dengan RD dan pemberian vitamin sebagai supportive theraphy.

Urine Catheter dan infus tetap diberikan selama paling tidak 1 minggu. Setiap 3 hari dilakukan pengecekan laboratorium terhadap fungsi ginjal dan hematologinya. Jika setelah seminggu fungsi ginjal normal dan nafsu makan pulih, maka urine catheter bisa dilepas, namun tetap dipantau apakah pasien bisa melakukan urinasi dengan lancar. Perlu diperhatikan makanan yang diberikan hendaknya yang rendah protein atau menggunakan makanan khusus siap saji ( misalnya Royal Canin Urinary ).

Sabtu, 14 Maret 2009

Mast Cell Tumors in Dogs




Snoopy, seekor anjing betina campuran Golden Retriever dan Siberian Husky, tampak gelisah dan sering menjilati bagian perutnya yang benjol dan berdarah. Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Benjolan semakin besar dan terus meneteskan darah. Snoopy tampak sangat tidak nyaman dengan kondisi ini. Snoopy terserang tumor mast cell.

Tumor ini sangat sering menyerang anjing. Biasanya terdapat di bawah kulit atau dibeberapa organ dalam seperti hati, limpa dsb. Tumor yang diderita Snoopy termasuk grade I karena dengan mudah dan jelas bisa dibedakan dengan jaringan sekitarnya yang sehat. Jika akag sulit dibedakan dengan jaringan sekitarnya, maka termasuk dalam grade II. Grade II jika tumor tidak lagi bisa dibedakan dengan jaringan sekitarnya.

Pada kasus Snoopy, terapi yang bisa dilakukan yaitu dengan pembedahan dan kemoterapi. Jika tumor sudah menjadi grade II dan III maka terapi bisa dikombinasikan dengan radiasi. Pada pembedahan tumor, maka jaringan sekitarnya yang normal harus ikut diangkat sebagian. Diikuti dengan kemoterapi menggunakan Prednisone yang mudah dan murah meriah. Beberapa obat yang biasa digunakan untuk kemoterapi yaitu Adriamycin ( injeksi ), Cytoxan ( oral), Vinblastine (injeksi) dsb. Obat-obat tersebut cukup baik namun harganya sangat mahal.

Prednisone diberikan selama minimal 2 bulan sampai 6 bulan. Selama menjalani kemoterapi pasien harus dikontrol dengan ketat, jika tidak muncul tumor baru pengobatan bisa dihentikan. Efek samping yang mungkin timbul adalah iritasi lambung.

Kamis, 12 Maret 2009

Hips Displasia in Dogs





Hips Displasia (HD) sering menyerang anjing-anjign ras besar, seperti German Shepherds, Labrador Retrievers, Rottweillers, Great Dane, Golden Retrievers dan Saint Bernard. Gejala awal yang muncul biasanya pincang pada bagian kaki belakangnya. Lama kelamaan bisa lumpuh sama sekali bila kondisi semakin memburuk.

HD merupakan kondisi dimana terjadi kelainan bentuk pada sendi pinggul, terutama pada bagian kepala sendinya. Hal ini bisa disebabkan karena faktor keturunan, berat badan yang tidak terkontrol atau nutrisi yang buruk. Oleh karenanya anjing-anjing penderita HD tidak disarankan untuk dikawinkan atau dikembangbiakkan, karena keturunannya dapat mewarisi bakat HD.

Diagnosa HD selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan foto rontgen sangat membantu. Pada foto rontgen akan tampak dengan jelas gambaran kondisi tulang pinggul beserta persendiannya. Dalam kondisi normal bentuk kepala sendi kaki belakang tampak bulat, mulus dan penuh mengisi rongga sendi. Sehingga kepala sendi dapat bergerak bebas dalam mangkok sendi.

Jika kondisi ini terdeteksi sejak awal, pengobatan masih mungkin untuk dilakukan. Glucosamine dan Chondroitin adalah suplemen yang dapat membantu memperbaiki kondisi kepala sendi. Obat golongan non steroid anti inflamasi ( Carprofen ) juga cukup membantu keadaan. Namun jika kondisinya cukup parah, tindakan opersi mungkin diperlukan.

Mengontrol berat badan, latihan berenang secara rutin serta pemberian suplemen glucosamine & chondroitin cukup efektif mencegah timbulnya HD.

Sabtu, 07 Maret 2009

SPINA BIFIDA IN CATS



Spina bifida adalah kondisi tidak normal dari tulang belakang. Kondisinya sangat bervariasi, dari bentuk yang tidak beraturan sampai tulang belakang terbuka menampakkan jaringan syaraf didalamnya.

Anak kucing yang mengalami hal ini biasanya mengalami gangguan pada proses defekasi & urinasi, serta terganggunya gerakan kaki belakang. Sering terjadi pada kucing jenis Manx atau campurannya.

Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini kecuali dengan tindakan pembedahan. Pembedahan untuk mengoreksi kelainan yang terbentuk pada tulang belakang. Tindakan ini cukup rumit dan memerlukan ketrampilan tinggi.

Congestive Heart Failure in Dogs




Awalnya saya pikir anjing pom yang datang ke klinik menderita bronchitis. Pemiliknya bahkan menyangka si Puma tenggorokannya tersangkut tulang. Batuknya sangat khas yang selalu diakhiri dengan irama seperti mau muntah. Tapi tidak ada yang dimuntahkan. Saat di palpasi tenggorokannya tak ada masalah. Nafsu makan juga baik-baik saja. Temperatur tubuhnya juga normal. Jadi kemungkinan ada tulang yang nyangkut, bisa diabaikan.

Pada pemeriksaan foro rontgen tampaklah jantungnya membesar dengan bentuk yang bulat. Paru-paru oedema, kadang dipenuhi dengan cairan. Maka jelaslah kalau si Puma menderita Congestive Heart Failure ( CHF ), suatu gangguan jantung yang sering terjadi pada anjing terutama ras pomeranian.

Secara fisiologis ada 4 penyebab terjadinya CHF ini, yaitu :
1. Kegagalan otot jantung ( myocard ) . Ventrikel tidak mampu berkontraksi secara cukup kuat untuk memompa darah keluar. Kondisi ini bisa diakibatkan oleh keracunan obat, jumlah darah atau oksigen darah yang tidak mencukupi, atrium atau ventrikel mengalami dilatasi, infeksi, peradangan atau aritmia.
2. Volume darah yang berlebihan didalam jantung. Kondisi ini bisa karena robeknya klep jantung, kelp mengalami degenerasi, peradangan pada klep jantung, anemia kronis atau karena racun.
3. Tekanan darah yang tinggi. Kondisi ini bisa juga disebabkan oleh cacing jantung.
4. Menurunnya kemampuan kerja ventrikel, bisa diakibatkan oleh penyakit jantung, adanya cairan berlebih pada selaput jantung.

Gejala yang sering muncul adalah batuk yang khas terutama saat pagi atau malam hari akibat adanya penumpukan cairan pada paru-paru, kesulitan bernafas & mudah lelah ( Left-Sided Heart Failure ). Pembesaran hati & limpa, ascites, hydrothorax dan penumpukan cairan dibeberapa bagian sub cutan.

Pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengupayakan agar penumpukan cairan segera diatasi dengan diuretika ( furosemid = Lasix ), menurunkan tekanan darah dengan obat ACE inhibitor ( enalapril ), memperbaiki jalan nafas ( bronchodilator : aminophillin ) serta memperbaiki performance jantung dengan Beta Blocker ( Atenolol, Bisoprolol ).