Rabu, 17 Desember 2008

HERNIA INGUINALIS




Tubuh mungilnya tergeletak lemah. namun ekspresinya cerah khas kitten. Dia selalu berusaha bergerak dan bersuara. Umurnya kira-kira masih kurang 2 bulan. Kaki belakang lumpuh, dan perutnya membesar. Seseorang bernama Hartin Rosaline telah memungutnya di pinggir jalan karena iba dan tidak tega melihat penderitaannya. Sebelumnya telah dibawa ke dokter hewan didekat rumahnya, namun sang dokter menyatakan kondisi kucing sangat parah dan tidak bisa disembuhkan, sehingga disarankan untuk disuntik mati.

Ketika datang ke KlinikHewan.Com Cibubur, kondisinya dievaluasi lagi. Dilakukan pemeriksaan foto rontgen. Hasilnya ? Tampak ada hernia inguinalis dan fraktur symphisis pelvis. Hernia inguinalis karena robeknya otot perut sehingga sebagian atau seluruh organ didalam rongga perut memenuhi daerah inguinal ( selangkangan) sebelah kiri. Fraktur symphisis pelvis yaitu patahnya sendi yang mempertautkan tulang pinggul kiri dan kanan, sehingga si Mimi tidak bisa berdiri dan berjalan.

Melihat kondisinya seperti itu, maka yang perlu perhatian adalah hernianya, sedangkan kondisi tulang pinggulnya diharapkan sejalan dengan perkembangan tubuhnya akan membaik secara spontan. Maka diputuskan untuk operasi hernia dengan mempertautkan kembali otot perut yang robek akibat benturan. Penyulit tindakan ini adalah tipisnya otot perut karena usia yang sangat muda.

4 komentar:

I Luv Animals mengatakan...

Dok...saya sedih bgt ngeliatnya,mdh2an Tuhan bisa menyembuhkan melalui tangan dokter yg dingin. Amien....

Drh. Amir Mahmud mengatakan...

Terimakasih doanya. Tapi Tuhan tampaknya lebih sayang sama si Mimi. Beberapa hari setelah operasi, kondisi si mimi terus memburuk dan akhirnya meninggal

iyong mengatakan...

Terimaksih kepada ibu yang telah menolong si Mimi, anda menpunyai jiwa malaikat dan terimakasih kepada dokter Amir Mahmud. Sudah takdir siMimi, dan saya yakin si Mimi sedang bermain disurga sana.

Anita Handayani mengatakan...

Kucing aku juga begitu... Tapi untuk operasi biayanya berapa dok